Sejarah SMA Don Bosco Padang

SMA Don Bosco sebagai salah satu sekolah di Sumbar, didirikan dan dikembangkan sejak awal, didasarkan pada prinsip menyampaikan keselamatan kepada semua orang. Prinsip ini membuat para perintis dan pendiri sekolah ini memiliki beberapa kekhasan yang menjadi roh sekolah. 

SMA Don Bosco Padang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1954 oleh Mgr.Pasquale de Martino, S.X. yang pada waktu itu bertugas sebagai Prefek Apostolik untuk wilayah Sumatera Barat dan Riau Daratan. Semangat dan buah pikiran untuk mendirikan sekolah ini didasarkan karena di kota Padang ketika itu hanya terdapat satu SMA negeri yang kapasitas dan fasilitasnya sangat terbatas sehingga banyak para calon siswa setelah tamat (SMP Frater dan Maria) tidak lagi melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Hanya segelintir anak yang mampu melanjutkan sekolahnya ke pulau Jawa seperti SMA Kanisius dan Ursula di Jakarta dengan syarat selain pandai harus pula “berekonomi kuat”.

Nama Don Bosco, secara holistik digunakan untuk menghidupkan kembali nama HSC Don Bosco (setingkat SD yang sebelum perang dunia II memang bertempat di SMA Don Bosco ketika itu, SD RK I untuk golongan Eropa, RK II untuk timur asing dan SD Don Bosco khusus untuk anak-anak miskin yang bersekolah tanpa sepatu. Nama Don Bosco yang kemudian dianggap sebagai pelindung sekolah, diambil dari nama seorang imam / pastor Italia yang sangat berjasa dan penuh pengorbanan serta pengabdian dalam dunia pendidikan dan pembinaan kaum muda. Untuk mengingat Don Bosco, maka setiap tanggal 31 Januari (yaitu hari wafatnya Santo Johanes Don Bosco) diperingati sebagai hari pelindung sekolah. Ketika SMA Don Bosco berdiri pada tanggal 1 Agustus 1954, lokasi sekolah yang dipakai saat ini, ketika itu tengah dipakai sebagai asrama polisi RI.

Kepala sekolah yang pertama adalah Frater Servaas De Beer, CMM yang sebelumnya adalah kepala sekolah SMP Frater. Seiring berjalannya waktu, maka SMA Don Bosco mampu menghadirkan citra pendidikan sebagai sekolah yang baik di kota Padang khususnya dan provinsi Sumatera Barat pada umumnya.
Dengan memberikan nama Don Bosco sebagai pelindung sekolah, maka sudah tergambar apa dan bagaimana kehendak hati Mgr. Pasquale de Martino SX sebagai pendiri sekolah. Ia tidak hanya menginginkan peserta didik SMA Don Bosco untuk dibekali dengan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga dengan nilai-nilai kehidupan yaitu: jiwa religius, kegembiraan hati, solidaritas, cinta terhadap kaum lemah dan tertindas, tanggung jawab, kejujuran, cinta akan kebenaran, kerajinan, dan keterampilan bekerja.

Sejak didirikan tahun 1954 telah ditunjuk 9 orang kepala sekolah untuk memimpin SMA Don Bosco. Berikut ini adalah nama – nama kepala sekolah tersebut:

  1. FR. Servaas (AJM de Beer) 1954 – 1975
  2. FR. M. F. Simbolon 1975 – 1976
  3. Drs. A. Darsono 1976 – 1983
  4. Drs. H. Sumarjono, M. Pd. 1983 – 1996
  5. Sri Hermini A. 1996 – 2001
  6. Dra. Veridiana Soemanto, M. Pd. 2001 – 2008
  7. Dra. Poppy Fransiska 2008 – 2014
  8. Petrus Tjung Hauw Goan, S. Kom. 2014 – 2017
  9. Martinus Kiwan, S.Pd., M.M 2017- sekarang